Safety for First

            Pernakah kalian berpikir seberapa aman pangan yang kalian konsumsi? Apakah kalian makan dengan aman atau dengan nyaman? Nyatanya sebagian dari kita cenderung makan dengan nyaman dibandingkan makan dengan aman. Perbedaan dari makan dengan aman dan nyaman ialah, pada saat kita makan dengan aman, maka kita akan memikirkan seberapa layak pangan yang kita makan, apakah akan memberi dampak buruk bagi kita. Bagi orang – orang yang makan dengan nyaman yang cenderung mereka pikirkan hanyalah rasa, harga, cara penyajian, dan lain sebagainya. Permasalahan makan dengan aman merupakan masalah yang serius yang harus segera diatasi, masalah ini erat kaitannya dengan keamanan pangan. Menurut WHO (World Health Organization) sendiri setiap tahunnya terdapat hampir 600 juta penyakit yang disebabkan oleh makanan yang tercemar dan tidak aman dikonsumsi. Cemaran pada makanan yang dapat menyebabkan penyakit ialah mikroorganisme yang bersifat patogen seperti Escherichia coli, Salmonella, Botulinum, dan lain sebagainya.

            Setiap bahan pangan yang kita konsumsi tentu saja memiliki daya tahan yang berbeda – beda, pada beberapa makanan seperti susu dan daging memiliki daya tahan yang rendah terhadap mikroorganisme pencemar. Susu merupakan salah satu produk yang banyak digemari oleh masyarakat, selain rasanya yang nikmat, susu juga memberikan manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi anak – anak. Salah satu negara berkembang seperti Zimbabwe telah mampu mencukupi kebutuhan susu di negaranya sendiri melalui peternakan komersial dan peternakan kecil miliki warga desa, namun sayangnya buruknya sistem keamanan pangan di negara tersebut membuat produk susu yang dihasilkan menjadi mudah tercemar dan memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Tercemarnya produk susu di Zimbabwe dapat disebabkan kurangnya keterampilan si pemerah, penggunaan alat penampung susu yang tidak sesuai standar kebersihan, atau pun buruknya sistem pengemasan produk susu.
            Menyelesaikan suatu permasalahan seperti ini bukanlah hal yang mudah, memerlukan kemampuan dan kemauan yang memadai. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menangani kasus keamanan pangan seperti ini ialah melalui pendekatan dengan beberapa metode dan penelitian untuk meningkatkan validitas hasil. Faktor – faktor dan bahan penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini antara lain :
  1. Performa keamanan mikrobiologis, dilakukannya analisis terhadap perilaku karyawan di lapangan, karakteristik para pekerja, dan kondisi penunjang dalam lapangan.
  2. Pendekatan tekno manajerial, dalam analisa ini faktor manajerial dan teknologi dilakukan dalam satu waktu yang sama. Hasil analisa dari pendekatan ini nantinya dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi faktor keamanan pangan.
  3. Kinerja keamanan mikrobiologis, kinerja ini akan menecerminkan kinerja dari suatu organisasi secara apa adanya dan dapat dipengaruhi oleh sistem keamanan pangan yang diterapkan oleh organisasi tersebut.
  4. Karakteristik pekerja akan menjelaskan tentang perilaku, persepsi, dan pengetahuan datri para pekerja mengenai keamanan pangan.
            Hasil yang akan didapati dari studi kasus tersebut ialah perilaku penerapan keamanan pangan dan kebersihan di lapangan, ketersediaan penunjang keamanan pangan, dan penyeledikan mikrobiologis mengenai mikroorganisme patogen. Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa masalah keamanan ini bersumber dari diri kita sendiri, sebagai penyedia produk pangan yang mudah rusak seperti susu, apakah kita telah memproduksi susu yang layak dan sesuai standar untuk dikonsumsi oleh konsumen dan sebagai konsumen kita harus lebih teliti lagi memilih produk pangan yang akan kita konsumsi. Jadilah konsumen cerdas yang lebih memetingkan makan dengan aman dari pada makan dengan nyaman.

Be clever and live longer

Komentar

Postingan Populer