Tourist vs Vagabond

                Kata krisis dalam KBBI memiliki arti keadaan yang menderita, keadaan yang sulit atau kemelut, dan keadaan yang genting. Kata krisis umumnya kita dengar atau berhubungan dengan ekonomi, krisis ekonomi. Krisis ekonomi sendiri ialah suatu keadaan di mana seseorang atau suatu negara mengealami keruntuhan atau degradasi dalam hal ekonomi. Salah satu Negara yang tidak jauh dari kata krisis ekonomi ialah Indonesia, Negata yang nyatanya banyak didiami koruptor ini sering sekali mengalami krisis ekonomi yang berimbas kepada para rakyatnya. Banyak orang berkata dalam krisis ekonomi, orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Miris rasanya melihat Negara sendiri tidak mampu bangkit dari kebodohan dan tidak mampu mensejahterahkan rakyatnya.

            Seperti yang telah dikatakan diawal bahwa krisis ekonomi tentu saja akan memberikan dampak yang buruk bagi rakyat, sulitnya mencari pekerjaan, banyaknya kasus PHK (Pemutusan Hak Kerja), harga barang yang semakin tinggi, dan lain sebagainya. Selain Indonesia, Negara lain juga tentu saja pernah mengalami krisis ekonomi. Salah satu Negara tersebut ialah Denmark, pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi yang berimbas cukup parah terhadap rakyat Denmark, dimana tingkat pengangguran naik dari 3,5% - 7,1% dan upah kerja menurun cukup jauh. Salah satu jurnal berjudul Making The Most Of Less : Food Budget Restraint in Scandinavian Welfare Society membahas mengenai dampak krisis tersebut terhadap kebiasaan rakyat dalam membeli makanan yang mereka konsumsi.


            Penelitian yang dilakukan berdasarkan melalui teori seorang ahli bernama Zygmunt Baumann, Baumann biasa ia disapa mengelompokan setiap orang menjadi dua golongan, golongan Vagabond dan golongan Tourist. Golongan Vagabond merupakan sekelompok orang yang memiliki rasa kebutuhan yang tinggi, dimana mereka cenderung terpaksan dalam melakukan segala hal dan cenderung berubah ke arah yang negatif. Tourist sendiri merupakan sekelompok orang yang lebih mementingkan rasa mewah, dimana mereka lebih berpikir jauh ke arah yang baik, hal yang mereka lakukan terencana, dan perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang positif. Untuk lebih jelasnya mengenai kedua golongan ini, silahakan disimak ilustrasi berikut,

            Selama krisis yang terjadi di Negara Denmark, banyak rakyat yang harus merelakan pekerjaan mereka, begitu juga dengan kedua pria yang bernama Drew dan Grey. Keduanya bekerja pada perusahaan yang sama, selama bekerja tentu saja mereka hidup dengan nyaman dan serba berkecukupan, tetapi semenjak PHK semua berubah dengan drastis, tidak ada pemasukan dan harus berhemat untuk makan setiap harinya. Hari senin sampai hari jumat Drew harus berhemat setengah mati dengan hanya memakan roti, meminum susu, atau memakan mie instan agar di akhir minggu ia dapat makan dengan enak dan sedikit layak. Setiap hari ia selalu mengeluh kenapa krisis harus terjadi, kenapa ia harus berhemat seperti ini, dan mengapa ia tidak dapat makan dengan enak seperti dulu. Hari – harinya penuh dengan keluh kesah dan kemarahan. Semua penghematan ia lakukan dengan terpaksa demi makanan mahal yang jauh lebih enak, sedangkan hal sebaliknya terjadi pada Grey. Setiap hari Grey pergi ke pasar untuk membeli buah dan sayur, ia merubah pola makannya menjadi lebih sederhana demi menghemat pengeluaran. Ia hanya mengkonsumsi susu, salad, buah, oatmeal, dan makanan sederhana lainnya, tidak pernah sedikit pun ia berkeluh kesah dengan keadaannya sekarang. Grey malah cenderung berpikir dengan menghemat seperti ini ia akan lebih mudah membayar sewa apartemen dan apa yang ia makan jauh lebih membuat dirinya sehat.

            Dari ilustrasi di atas mungkin kalian bisa sedikit mengerti bahwa Drew merupakan seorang Vagabond, dimana ia berhemat dengan terpaksa demi makan enak di akhir pekan, apanya yang ia lakukan tidak membawa kebahagiaan sama sekali bagi dirinya. Sedangkan Grey merupakan sosok seorang Tourist, dalam kondisinya yang harus berhemat ia lebih cenderung memikirkan hal yang baik, ia berhemat demi membayar tempat tinggalnya, dan walaupun harus makan dengan sederhana, ia memilih makanan yang berkualitas dan dapat memberikan dampak yang baik bagi dirinya. Nyatanya menurut penelitian yang telah dilakukan krisis ekonomi tidak memiliki korelasi secara langsung terhadap perubahan seseorang dalam memilih apa yang akan mereka makan, semua kembali lagi pada selera dan tingkat kesukaan setiap pribadi.

            So guys which one are you ? Vagabond or Tourist ? -

Komentar

Postingan Populer